Berita Luar Negeri

Latest Post

Rabu, 06 Februari 2013

Pesan Buat Ramanda dan Ibunda Tercinta

Ramanda dan ibunda tercinta, ananda tulis surat ini dengan kerinduan mendalam terhadap ramanda dan ibunda tercinta. Beserta surat ini pula, ananda kirimkan do’a supaya ramanda dan ibunda tercinta selalu terjaga dalam keadaan sehat wal afiyat.
Ramanda dan ibunda tercinta, di tanah seberang ini ananda telah melewati sekian purnama dan musim. Namun sampai detik ini, kasih sayang ramanda dan ibunda tercinta tak bisa sedikitpun luntur dari hati ananda. wajah ramanda dan ibunda tercinta senantiasa menampak dalam ananda menjalani hidup disini. Ramanda dan ibunda tercinta seolah menjadi pagar yang melindungi ananda dari angkara dan sekian pantangan yang harus ananda tinggalkan.
Ananda benar-benar tak bisa lupa dengan semua yang telah banyak ananda peroleh dari ramanda dan ibunda tercinta ditanah kelahiran sebagai bekal ananda untuk hidup disini. Bahkan sampai saat ini, jika gerimis atau hujan tengah mendaulat maka ampo yang ananda cium adalah harum khas tanah kelahiran ananda. Kemudian akan muncul dengan teratur gambaran tanah kelahiran ananda, wajah ramanda dan ibunda tercinta. Semua itu akan mengingatkan bahwa ananda sekarang telah berada jauh dari tanah kelahiran, jauh dari ramanda dan ibunda tercinta. Dengan begitu ananda akan senantiasa menatap hidup yang ananda jalani dengan pertimbangan matang. Sungguh ananda tak ingin menjadi anak durhaka dengan mengecewakan ramanda dan ibunda tercinta.
Hatur beribu maaf ananda sampaikan kepada ramanda dan ibunda tercinta. Jika sampai saat ini ananda belum bisa persembahkan setetes keringat untuk merekahkan senyum ramanda dan ibunda tercinta. Ini adalah jalan yang ananda pilih, semoga ramanda dan ibunda tecinta mengerti. Ananda mohon ridlo ramanda dan ibunda tercinta untuk menjalani takdir ananda, mengembara dijalan yang telah ananda pilih.
Malang, 2012

Hasan Bendrat

Senin, 21 Januari 2013

PENGURUS PMII RAYON AL-MATURIDI 2012-2013




SUSUNAN PENGURUS RAYON AL-MATURIDI
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SUNAN KALIJAGA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MASA IBADAH 2012-2013




BADAN PENGURUS HARIAN (BPH)
Ketua  Rayon                                                 : Muhammad Aga Rizqi Ashiri
Wakil Ketua                                                  : Syifa Maulana Yusro
Sekretaris                                                       : Achmad Jabbar
Wk. Sekertaris                                               : Zahrotur Rohmah
Bendahara                                                     : Nikmah Mar’atuz Zakiyah
Wk. Bendahara                                             : Hardiyanti Ayu



DEPARTEMEN-DEPARTEMEN

Departemen Pengkaderan
Kepala                                                             : Faizatur Rochmah
Divisi Keanggotaan                                      
Koordonator                                                   : Ahsanul Kholiqin
Anggota                                                          : Menik Mahmudah
                                                                         
Divisi Pengembangan Wacana
Koordintor                                                      : Nurus Sunnah Rohmawati
Anggota                                                          : Ummi Lathifatun Ni’mah
                                                                         
                                                                         
Divisi Bakat dan Minat
Koordintor                                                      : Muhammad Faiq Wajdi
Anggota                                                          : Aulia Febriana
                                                                          Itsnaini Muslimati Alwi

                                                                       
Departemen Hubingan Organisasi, Kerohanian, dan Kemasyarakatan
Kepala                                                             : Nia Puspita Sari
Divisi Kerohanian dan Kemasyarakatan
Koordinator                                                    : Mohammad Faizal Baun
Anggota                                                          : Dyah Peni Kusumaning Hati
                                                                          Syifaur Royana
                                                                         
Divisi Agitasi dan Propaganda
Koordinator                                                    : Nanik Karlina
Anggota                                                          : Endri Anjarwati                                                                     

Sabtu, 03 November 2012

Historisitas PMII



MEMAHAMI SEJARAH DAN MAKNA FILOSOFIS PMII


HISTORISITAS PMII
PMII, atau yang disingkat dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Indonesian Moslem Students Movement), dalam bahasa jawanya adalah Anak Cucu organisasi NU yang lahir dari rahim Departemen perguruan Tinggi IPNU.
Lahirnya PMII bukannya berjalan mulus, banyak sekali hambatan dan rintangan. Hasrat mendirikan organisasi NU sudah lama bergolak. namun pihak NU belum memberikan green light. Belum menganggap perlu adanya organisasi tersendiri buat mewadahi anak-anak NU yang belajar di perguruan tinggi. melihat fenomena yang ini, kemauan keras anak-anak muda itu tak pernah kendur, bahkan semakin berkobar-kobar saja dari kampus ke kampus. hal ini bisa dimengerti karena, kondisi sosial politik pada dasawarsa 50-an memang sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru. Banyak organisasi Mahasiswa bermunculan dibawah naungan  payung induknya. misalkan saja HMI yang dekat dengan Masyumi, SEMI dengan PSII, KMI dengan PERTI, IMM dengan Muhammadiyah dan Himmah yang bernaung dibawah Al-Washliyah. Wajar saja jika kemudiaan anak-anak NU ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung dibawah panji bintang sembilan, dan benar keinginan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) pada akhir 1955 yang diprakarsai oleh beberapa tokoh pimpinan pusat IPNU.
Namun IMANU tak berumur panjang, dikarenakan PBNU menolak keberadaannya. ini bisa kita pahami kenapa Nu bertindak keras. sebab waktu itu, IPNU baru saja lahir pada 24 Februari 1954. Apa jadinya jika organisasi yang baru lahir saja belum terurus sudah menangani yang lain? hal ini logis seakli. Jadi keberatan NU bukan terletak pada prinsip berdirinya IMANU (PMII), tetapi lebih pada pertimbangan waktu, pembagian tugas dan efektifitas organisasi.
Oleh karenanya, sampai pada konggres IPNU yang ke-2 (awal 1957 di pekalongan) dan ke-3 (akhir 1958 di Cirebon). NU belum memandang perlu adanya wadah tersendiri bagi anak-anak mahasiswa NU. Namun kecenderungan ini sudah mulai diantisipasi dalam bentuk kelonggaran menambah Departemen Baru dalam kestrukturan organisasi IPNU, yang kemudian departemen ini dikenal dengan Departemen Perguruan Tinggi IPNU.    
Dan baru setelah konferensi Besar IPNU (14-16 Maret 1960 di kaliurang), disepakati untuk mendirikan wadah tersendiri bagi mahsiswa NU, yang disambut dengan berkumpulnya tokoh-tokoh mahasiswa NU yang tergabung dalam IPNU, dalam sebuah musyawarah selama tiga hari(14-16 April 1960) di Taman Pendidikan Putri Khadijah (Sekarang UNSURI) Surabaya. Dengan semangat membara, mereka membahas nama dan bentuk organisasi yang telah lama mereka idam-idamkan.
Bertepatan dengan itu, Ketua Umum PBNU KH. Idam Kholid  memberikan lampu hijau. Bahkan memberi semangat pada mahasiswa NU agar mampu menjadi kader partai, menjadi mahasiswa yang mempunyai prinsip: Ilmu untuk diamalkan dan bukan ilmu untuk ilmu…maka, lahirlah organisasi Mahasiswa dibawah naungan NU  pada tanggal 17 April 1960. Kemudian organisasi itu diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Disamping latar belakang lahirnya PMII seperti diatas, sebenarnya pada waktu itu anak-anak NU yang ada di organisasi  lain seperti HMI merasa tidak puas atas pola gerak HMI. Menurut mereka (Mahasiswa NU) , bahwa HMI sudah berpihak pada salah satu golongan  yang kemudian ditengarai bahwa HMI adalah anderbownya partai Masyumi, sehinggga wajar kalau mahasiswa NU  di HMI juga mencari alternatif lain. Hal ini juga diungkap oleh Deliar Nur (1987), beliau mengatakan bahwa PMII merupakan cermin ketidakpuasan sebagian mahasiswa muslim terhadap HMI, yang dianggap bahwa HMI dekat dengan golongan modernis (Muhammadiyah) dan dalam urusan politik lebih dekat dengan Masyumi.
      Dari paparan diatas bisa ditarik kesimpulan atau pokok-pokok pikiran dari makna dari kelahiran PMII:
¨       Bahwa PMII karena ketidakmampuan Departemen PT IPNU dlm menampung aspirasi anak muda NU yang ada di PT.
¨       PMII lahir dari rekayasa politik sekelompok mahasiswa muslim  (NU) untuk mengembangkan kelembagaan politik menjadi underbow NU dalam upaya merealisasikan aspirasi politiknya.
¨       PMII lahir dalam rangka mengembangkan paham Ahlussunah Waljama’ah dikalangan mahasiswa.
¨       Bahwa PMII lahir dari ketidakpuasan mahasiswa NU yang saat itu ada di HMI, karena HMI tidak lagi mempresentasikan paham mereka  (Mahasiswa NU) dan HMI ditengarai lebih dekat dengan partai MASYUMI.
¨       Bahwa lahirnya PMII merupakan wujud kebebasan berpikir, artinya sebagai mahasiswa harus menyadari sikap menentukan kehendak sendiri atas dasar pilihan sikap dan idealisme yang dianutnya.
Dengan demikian ide dasar pendirian PMII adalah murni dari anak-anak muda NU sendiri Bahwa kemudian harus bernaung dibawah panji NU itu bukan berarti sekedar pertimbangan praktis semata, misalnya karena kondisi pada saat itu yang memang nyaris menciptakan iklim dependensi sebagai suatu kemutlakan. Tetapi, keterikatan PMII kepada NU memang sudah terbentuk dan sengaja dibangun atas dasar kesamaan nilai, kultur, akidah, cita-cita dan bahkan pola berpikir, bertindak dan berperilaku.
Kemudian PMII harus mengakui dengan tetap berpegang teguh pada sikap Dependensi timbul berbagai pertimbangan menguntungkan atau tidak dalam bersikap dan berperilaku untuk sebuah kebebasan menentukan nasib sendiri.
Oleh karena itu haruslah diakui, bahwa peristiwa besar dalam sejarah PMII adalah ketika dipergunakannya istilah Independent dalam deklarasi Murnajati tanggal 14 Juli 1972 di Malang dalam MUBES III PMII, seolah telah terjadi pembelahan diri anak ragil NU dari induknya.
Sejauh pertimbangan-pertimbangan yang terekam dalam dokumen historis, sikap independensi itu tidak lebih dari dari proses pendewasaan. PMII sebagai generasi muda bangsa yang ingin lebih eksis dimata masyarakat bangsanya. Ini terlihat jelas dari tiga butir pertimbangan yang melatar belakangi sikap independensi PMII tersebut.
Pertama, PMII melihat pembangunan dan pembaharuan mutlak memerlukan insan-insan Indonesia yang berbudi luhur, taqwa kepada Allah SWT, berilmu dan cakap serta tanggung jawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat. Kedua, PMII selaku generasi muda indonesia sadar akan perannya untuk ikut serta bertanggungjawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati secar merata oleh seluruh rakyat. Ketiga, bahwa perjuangan PMII yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan idealisme sesuai deklarasi tawangmangu, menuntut berkembangnya sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap, dan pembinaan rasa tanggungjawab.
Berdasarkan pertimbangan itulah, PMII menyatakan diri sebagai organisasi Independent, tidak terikat baik sikap maupun tindakan kepada siapapun, dan hanya komitmen terhadap perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskanPancasila.

Label 1

Label 2

Label 3

Label 4

Video Category

Label 5

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PMII Al-Maturidi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger